Definisi Kota
Secara Geografis, kota adalah suatu bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alam dan non-alam dengan gejala-gejala pemusatan penduduk tinggi, corak kehidupan yang heterogen, sifat penduduknya idividualis, dan matrealistis.
Secara Umum, kota merupakan hasil penggabungan karakteristik dan struktur khas yang dapat membedakannya dengan desa.
Ciri-ciri Kota
a. Ciri Fisik
- Tersedianya sarana perekonomian (pasar, supermarket)
- Tempat parkir yang memadai
- Tersedianya tempat rekreasi dan olahraga
- Banyak gedung-gedung tinggi
- Terdapat kantor/gedung pusat-pusat pemerintahan
b. Ciri Sosial
- Adanya keanekaragaman penduduk
- Penduduk bersifat individualisme
- Hubungan sosial bersifat geselsechaft / patembayan
- Adanya pemisahan keruangan yang dapat membentuk kompleks-kompleks tertentu
- Norma agama tidak ketat
- Pandangan hidup masyarakat kota lebih rasional
- Kesenjangan sosial sangan mencolok
Tingkat Perkembangan Kota
- Tahap Eopolis, tahap perkembangan desa yang sudah teratur menuju arah kehidupan kota.
- Tahap Polis, suatu kota yang sebagian kegiatan penduduknya masih bersifat agraris.
- Tahap Metropolis, kota yang kehidupannya sudah mengarah industri.
- Tahap Megapolis, wilayah perkotaan yang terdiri atas beberapa kota metropolis.
- Tahap Tryanopolis, kota yang ditandai dengan kekacauan dan tingkat kriminalitas yang tinggi.
- Tahap Nekropolis, suatu kota yang mulai mengalami keruntuhan.
Griffith Taylor (1958) mengemukakan tahapan perkembangan kota sebagai berikut:
- Stadium Infantile, di dalam stadium ini tak terlihat batas yang jelas antara daerah pemukiman dan daerah perdagangan. Demikian pula antara daerah miskin dan kaya. Batas-batasnya sulit untuk digambarkan. Perumahan pemilik toko dan toko yang masih menjadi satu juga menjadi ciri-ciri stadium ini.
- Stadium Juvenile, di dalam stadium ini mulai terlihat bahwa kelompok perumahan tua sudah mulai terdesak perumahan-perumahan baru. Selain itu, terdapat pula pemisah antara daerah pertokoan dan daerah perumahan.
- Stadium Mature, di dalam stadium ini banyak ditemui daerah-daerah baru yang telah mengikuti rencana tertentu.
- Stadium Senile, stadium kemunduran kota. Hal ini terjadi karena di stadium ini tampak bahwa setiap zona terjadi penurunan dan kemunduran karena kurang adanya pemeliharaan yang dapat disebabkan faktor ekonomi dan politik.
Berikut teori pola keruangan kota, yakni:
Teori Konsentris oleh E.W Burgess
Menurut teori ini daerah perkotaan dibagi menjadi 6 wilayah, yaitu:
- Pusat Daerah Kegiatan (PDK) juga disebut Central Business Distric ditandai dengan adanya pusat pertokoan, kantor pos, bank, bioskop, dan pasar.
- Wilayah peralihan (transisi). Ditandai dengan industri manufaktur, pabrik. dan pola penggunaan lahan merupakan pola campuran
- Wilayah pemukiman masyarakat berpendapatan rendah (proletar)
- Wilayah pemukiman masyarakat kelas menengah (residential zone)
- Wilayah tempat tinggal masyarakat penghasilan tinggi (elite)
- Zona daerah penglaju (commuter)
Teori Sektoral oleh Homer Hoyt
Menurut teori ini adalah bahwa unit-unit diperkotaan tidak mengikuti zona-zona teratur secara konsentris, tetapi membentuk sektor sektor yang sifatnya lebih bebas
- Central Business Distric(CBD) atau pusat daerah kegiatan bisnis yang terdiri atas bangunan-bangunan kantor, hotel, bank, bioskop, pasar, dan pusat perbelanjaan;
- Sektor kawasan industri ringan dan perkantoran;
- Sektor kaum buruh yaitu, kawasan pemukiman kaum buruh;
- Sektor pemukiman kaum menengah
- Sektor pemukiman kaum elite (eksekutif dan pejabat)
Teori Inti Ganda oleh Harris dan Ullman
Teori inti ganda terdapat sektor sektor:
- Pusat kota atau CBD (Central Businnes Distric)
- Kawasan niaga dan industri ringan
- Kawasan pemukiman kaum buruh
- Kawasan pemukiman kaum menengah
- Kawasan pemukiman kaum kaya
- Pusat industri berat
- Pusat pembelanjaan di daerah pinggiran
- Kawasan perumahan pegawai yang bekerja dikota
- Kawasan industri
Tata Ruang Kota atau Zona
Zona adalah daerah yang mempunyai jalur-jalur linier yang teratur dalam ruang. Berdasakan keadaan tata ruang kota dengan lingkungannya dapat dikelompokan menjadi:
- Inti Kota (Core of City): Merupakan pusat kegiatan ekonomi, politik, kebudayaan, daerah ini sering disebut pusat daerah kegiatan (PDK) atau Central Businnes Distric (CBS). Wujud dari pusat kegiatan ini berupa komplek pertokoan, pemukiman, perkantoran, stasiun, terminal, bus, pasar, sekolah, rekreasi.
- Selaput Inti Kota: Merupakan daerah luar dari inti kota sebagai akibat tidak tertampungnya kugiatan dalam kota. Daerah diluar dari PDK ini disebut selaput inti kota (SIK) atau integuement. Pola unit kegiatan akibat perkembangan inti kota antara lain:
- Kota Satelit: Suatu daerah yang memiliki sifat perkotaan dan daerah ini memberi daya dukung bagi kehidupan kota. Ciri-cirinya adalah: Lebih merupakan pusat-pusat kecil dibidang industri sehingga dapat dikatakan berfungsi sebagai kota produksi
- Sub Urban: Suatu daerah disekitar pusat kota yang berfungsi sebagai pemukiman dan manufaktur, masyarakatnya masih mempunyai ketergantungan terhadap kota tersebut. Menurut Walter T Martin sub urban merupakan kelompok masyarakat yang relative kecil dan berdiam dekat kota besar tersebut.